Senin, 02 Juni 2008

Tibet, Olimpiade 2008, dan Permasalahan HAM di Cina

Abstrak

Permasalahan Tibet agaknya masih menjadi batu ganjalan bagi Cina untuk penegakan HAM di wilayahnya. Paling baru adalah aksi protes damai yang kemudian berubah menjadi kerusuhan yang terjadi pada tanggal 14 Maret 2008. Terjadi kerusuhan antara tentara Cina dan warga Tibet pada saat peringatan 49 tahun migrasi Dalai Lama ke wilayah Dharmasala, India.

Kerusuhan tersebut memicu kembali munculnya tuntutan pemenuhan HAM di Cina yang datang tidak saja dari dalam negeri, terlebih lagi dari luar negeri. Terpilihnya Cina untuk penyelenggaraan Olimpiade 2008 yang dimulai bulan Agustus di Beijing, dianggap merupakan momen spesial bagi para pejuang HAM untuk menghembuskan isu ini kembali.

Selanjutnya tulisan ini mengkaji tentang pelaksanaan HAM di Cina serta kaitannya dengan permasalahan Tibet. Olimpiade 2008 dipilih sebagai salah satu turning point dalam usaha untuk lebih memperjuangkan penegakan HAM di Cina.

Kata kunci: HAM, hubungan Cina-Tibet

Tibet, Olimpiade 2008, dan Permasalahan HAM di Cina

Abstrak

Permasalahan Tibet agaknya masih menjadi batu ganjalan bagi Cina untuk penegakan HAM di wilayahnya. Paling baru adalah aksi protes damai yang kemudian berubah menjadi kerusuhan yang terjadi pada tanggal 14 Maret 2008. Terjadi kerusuhan antara tentara Cina dan warga Tibet pada saat peringatan 49 tahun migrasi Dalai Lama ke wilayah Dharmasala, India.

Kerusuhan tersebut memicu kembali munculnya tuntutan pemenuhan HAM di Cina yang datang tidak saja dari dalam negeri, terlebih lagi dari luar negeri. Terpilihnya Cina untuk penyelenggaraan Olimpiade 2008 yang dimulai bulan Agustus di Beijing, dianggap merupakan momen spesial bagi para pejuang HAM untuk menghembuskan isu ini kembali.

Selanjutnya tulisan ini mengkaji tentang pelaksanaan HAM di Cina serta kaitannya dengan permasalahan Tibet. Olimpiade 2008 dipilih sebagai salah satu turning point dalam usaha untuk lebih memperjuangkan penegakan HAM di Cina.

Kata kunci: HAM, hubungan Cina-Tibet

Reduksi Konflik Industri Melalui CSR

Abstract

Industries have their traditional functions to pull off shareholders` interests. These functions then expand, not only for shareholders` but also for stakeholders`. CSR comes because of this development.

In the meantime, many concepts define CSR as a media communication for industrial relations. This indulgent made corporate functions limited only for public relations affair even as there are varies CSR functions rather than public relations. An industrial conflict reduction, either internal or external, is one from those. Thus, this article tries to elucidate CSR roles and its contributions to industrial conflict reduction.

Keywords: corporate social responsibility, industrial relations, industrial conflict

Diplomasi Publik dalam Politik Luar Negeri

Abstrak

Kepentingan nasional suatu negara yang termaktub dalam tujuan politik luar negerinya tidak lantas menjadikan pemerintah mendominasi pelaksanaannya. Sebab, dalam interaksi politik luar negeri, diplomasi publik juga merupakan salah satu instrumen yang mampu mempengaruh opini publik di negara lain. Hal ini membuat ranah diplomasi publik lebih bergerak pada tataran soft power negara bersangkutan.

Berkembangnya diplomasi publik setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu perkembangan aktor-aktor dalam hubungan internasional; perkembangan teknologi informasi dan komunikasi; serta perkembangan agenda dan cakupan dalam hubungan internasional. Salah satu sisi menarik diplomasi ini adalah pergerakannya pada tataran soft power yang menjadikan pelaksanaannya membutuhkan anggaran lebih rendah dibanding ketika harus melengkapi komponen-komponen hard power, seperti persenjataan. Tetapi, dampak yang ditimbulkan bersifat worldwide dan jangka panjang.

Selanjutnya tulisan ini membahas tentang bagaimana diplomasi publik dilakukan serta peranannya dalam politik luar negeri.

Kata kunci: diplomasi publik, politik luar negeri, soft power